Demo Site

Kamis, 26 Juli 2012

Kasih Sayang Termentahkan







       Ku telusuri Koridor gelap sekolahku, di ujung sana aku melihat seorang gadis dengan rambut terurai. Akupun menepuk pundaknya, siapa lagi kalo bukan Diana. "Sendirian aja Diana ? Pacar kamu mana ?", tanyaku. "Iya, Aku ga punya pacar." Jawab Diana. Lalu akupun memberanikan diri untuk mengajaknya pulang bersama, dan akhirnya Diana pun menyetujui ajakanku. Dengan mengendarai motor butut ini aku pikir Diana akan menolak ajakanku. "Terimakasih tumpangannya . . hehe." kata Diana, "Oh ya gapapa kok." Aku tersenyum dan kita berdua melambaikan tangan, akupun pulang.

   Sejak saat itulah aku merasakan hal yang berbeda, maksutku terasa getaran cinta di hati, siapa lagi kalo bukan Diana penyebabnya, namun aku berfikir gadis secantik ia pasti sudah mempunyai kekasih, aku tak mau menjadi benalu dalam hubungannya, tak ingin aku mengusik kebahagiaannya. Aku akhirnya memilih untuk mencintainya dalam diam. Karena aku tahu itu keputusan terbaik yang saat ini ku punya.


     Hari demi hari aku lalui bersama Diana. Mungkin Diana hanya menganggapku sebagai teman biasa, namun di selalu spesial dimataku. Sampai suatu malam tetiba handphone ku berdering, akupun segera mengangkat telfonnya. "Halo, Max ? ini aku Diana, kamu ada waktu nggak ? aku mau ngajakin makan malem ?," aku pun kaget, ternyata Diana yang meneleponku, namun yang lebih tak menyangka lagi ia mengajakku untuk makan malam. Bagiku ini sungguh spesial. "Iya Diana, kapan ?", jawabku. "Nanti jam 8 malem ya ? langsung ke lokas aja, di rumah makan  On time !," Sahut Diana . "Oke bisa di atur," jawabku.
 
     Malam itu aku merasa sangat spesial, karena pikir aku laki-laki pertama yang di ajak Diana untuk makan malam bersamanya. Tak lama kemudian aku pun sampai di restoran yang lumayan mewah, aku tak melihat Diana disana, tetiba ada yang memanggilku dari arah utara, "Hai! Max, sini!" ternyata itu Diana. Namun aku merasa dia bersama lelaki, aku tak mengenal siapa dia. Tanpa pikir panjang aku langsung menghampiri Diana, "Hai Diana", sahutku. "Max, kenalin ini pacarku. . namanya Aldo", kata Diana. Akupun terkejut karena Diana yang selama ini aku kenal, aku kira dia Single, aku tak bisa berkata apa-apa. Dalam hati mungkin aku menangis, namun aku mencoba untuk menutupi rasa sakit ini dengan senyuman, ya. . . Aku mencoba. "Hai Aldo", sahutku. "Hai Max, senang bertemu denganmu," jawabnya. Entahlah, perasaan ini sulit dijelaskan dengan kata-kata. . mungkin air mata yang akan berbicara, namun tak mungkin aku menangis di depan mereka berdua. Aku tak tau harus bagaimana lagi . . .
     
     Aku hanya bisa melihat mereka bermesraan, di depan mataku!. Sejak malam itulah harapanku mengecil, ternyata perhatianku, pengorbananku selama ini hanya sia-sia semata. Namun apaapun yang terjadi aku akan terima kenyataannya, dan aku . . Ikhlas.Sejak saat itu Diana mulai menganggapku aneh, aku bukanlah aku yang dulu. Menurutku ini sungguh sakit, karena Diana yang aku harapkan, ternyata di luar sana ia bercumbu mesra dengan pria lain.


      Sebenarnya aku mempunyai penyakit yang aku tak pernah cerita kepada siapapun, bahkan kepada Diana sekalipun, tau pun percuma, dia takkan peduli. Dia masih punya Aldo yang masih bisa ia pedulikan daripada aku, ya . . Aku mengidap penyakit kanker, lebih tepatnya kanker darah. Penyakit ini mematikan, seharusnya aku saat ini berada di rumah sakit, namun apa daya aku tak punya biaya lebih untuk mengobati Kankerku ini. Hari demi hari aku lewati tanpa "Diana", gadis yang diam-diam aku kagumi. Ia pun beberapa kali sempat menelfonku atau mengirim sms, namun aku tak menghiraukan hal itu, karena aku tau dia masih punya Aldo yang lebih pantas ia pedulikan daripada aku.
   
      Aku sadar, hidupku tak lama lagi, menyadari hal itu aku pun berniat menulis surat untuk Diana





Dear Diana,



    Aku tak tau harus berkata apa disini, namun di surat ini aku akan mengutarakan semuanya. Ya Diana, sebenarnya dari pertama kita bertemu, mataku merasa melihat yang lebih dari sekedar cahaya, ya itu kamu. Mungkin bisa dikatakan, aku jatuh cinta padamu diana, saat pada pandangan pertama, namun mungkin perhatianku, Pengorbananku selama ini tak ada artinya di matamu. Dan satu lagi diana. . . aku ingin jujur padamu lewat secarik surat ini, sudah seminggu aku tak bertatap wajah denganmu Diana. Aku jujur aku sangat merindukanmu. Semoga setelah membaca surat ini kau tak berhenti untuk mencintai Aldo, jangan hiraukan aku Diana, kau masih punya Aldo yang masih sangat kau pedulikan dan kau Cintai. Oh iya dibawah ini ada puisi yang sengaja aku buat untukmu.

Diana

Aku tau . .
Aku bukanlah siapa-siapa untukmu . .
Aku tau. .
Engkaulah segalanya bagiku. .
Namun . .
Aku juga harus tau. .
Ada dia di sisimu. .
Yang lebih pantas mendapat lebih daripada Aku. .
Aku hanyalah seorang pria yang sangat mengagumimu. .
Dan Engkau adalah seorang wanita yang sangat aku kagumi. .


Mungkin, perhatianku. . pengorbananku
Tak pernah kau Anggap. .
Mungkin, rasa cintaku. .
Tak pernah rasakan. .
Kekaguman ini membuatku gila. .
Kehilangan dirimu sebuah luka. .

Aku terus berharap,
Semoga kesabaranku menyadarkanmu. .
Namun, tidak . .
Kau tak pernah sadar. .
Betapa besarnya rasa Cintaku. .

Diana,
Bagian mana dari Lidahku yang tak mengucap namamu ketika aku sedang berdoa
Bagian mana dari hatiku yang merelakan kau bersanding dengannya
Bagian mana dari Cintaku yang tak ada kamu di dalamnya
Bagian mana dari kakiku yang tak menyisakan jejaknya ke dalam hatimu
Bagian mana dari tanganku yang tak mengusap air matamu ketika tangis tak lagi terbendung

Semoga setelah membaca surat dan puisi ini, kamu tau bagaimana rasaku sebenarnya Diana.



Dari yang mengagumimu


Max


    Seminggu kemudian Diana mendapat kabar mengejutkan, dia mendapat kabar dari temannya, sari kalo Max meninggal. Tanpa basa basi ia langsung pergi ke rumah Max, dan disana tak ada siapapun. Akhirnya Diana bertanya pada salah satu penduduk setempat. "Assalamualaikum Bu, kalo ibu tau, max kemana ya ?", tanya Diana. "Oh, Dia sudah meninggal senin kemarin nak, dia menderita penyakit kanker darah." jawab penduduk setempat tersebut.
    Air mata Diana tak terbendung lagi, ia tak percaya ia langsung mencari info dimana Max dimakamkan.
Sesampainya di makam Max ia masih tak percaya jika Max telah tiada, ia tak bisa menahan tangis.
Tetiba di belakang Diana ada seorang anak nenek-nenek dan ia memberikan secarik surat untuk Diana, Diana pun langsung membaca surat tersebut, ia akhirnya menyadari bahwa hidup Max selama ini hanya untuknya. Namun Penyesalan hanyalah Penyesalan.

TAMAT
     
  




0 komentar:

Posting Komentar